Selasa, 28 September 2010

apakah perlu sekolah untuk perawan

Tes Keperawanan

Apa Perlu Sekolah Khusus Perawan?
Selasa, 28 September 2010 | 18:09 WIB
M.LATIEF
Ilustrasi: Masih banyak hal lain di dunia pendidikan yang penting dan harus dikerjakan ketimbang mengurus tes keperawanan sebagai ruang pribadi yang tak perlu diusik-usik.
TERKAIT:

* Lantas, Tak Perawan Tak Boleh Sekolah?
* Keperawanan Bukan Isu Moralitas
* Sudah Ditekan UN, Kini Tes Keperawanan?

JAKARTA, KOMPAS.com - Tes keperawanan bagi pelajar perempuan sebelum masuk sekolah dinilai tidak masuk akal dan terlalu mengada-ada. Banyak hal penting yang perlu diurus di dunia pendidikan saat ini ketimbang mengusik urusan pribadi yang satu ini.

Demikian diungkapkan Pembina Kolese Kanisius, E Baskoro Poedjinoegroho kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (28/9/2010). Menurutnya, hal ini hanya membuat urusan paling pribadi dan sensitif bagi tiap individu terusik.

"Yang akan memeriksa tes keperawananan itu siapa? Ini terlalu mengada-ada dan tidak logis," tandas Baskoro.

Baskoro menegaskan, masih banyak hal lain di dunia pendidikan yang harus dikerjakan. Mengurus tes keperawanan ini terasa lucu sekali jika memang benar dilaksanakan.

"Lalu, jika tidak lolos tes keperawanan mau sekolah di mana? Masak nanti akan dibedakan sekolah untuk yang perawan dan tidak perawan," lanjut Baskoro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH DAN ARTIKEL PSIKOLOGI PENDIDIKAN

news artikel

1. Konsep Psikologi Pendidikan


2. Perkembangan Peserta Didik


3. Aplikasi Psikologi Pendidikan


Masalah-masalah pendidikan di Indonesia

enyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:

-Rendahnya sarana fisik,

-Rendahnya kualitas guru,

-Rendahnya kesejahteraan guru,

-Rendahnya prestasi siswa,

-Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,

-Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,

-Mahalnya biaya pendidikan.

Permasalahan-permasalahan yang tersebut di atas akan menjadi bahan bahasan dalam makalah yang berjudul “ Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia” ini.



-Negara belum mampu melaksanakan amanat UUD yaitu 20% APBN untuk pendidikan

-sarana dan prasarana pendidikan yang tidak mendukung

-keprofesionalan guru yang rendah

-kesejahteraan guru yang rendah (terkait dengan keprofesionalan)

-pendidikan dijadikan komoditas politik dalam pilkada-pilkada ,dengan kampanye pendidikan gratis

-belum meratanya pendidikan yang layak bagi seluruh daerah diIndonesia

-belum sesuainya pendidikan dengan karakter daearah-daerah dan karakter Indonesia
-moral para pendidik banyak yg rendah.
-SDM bidang pendidikan alias pengajar2 nya harus ditingkat kan kwalitasnya
- fasilitas timpang antara sekolah2 di kota dan di pelosok
- gaji guru yang kecil ( terutama untuk yang tugas di pelosok )
-tidak adanya pemerataan infrastruktur untuk semua daerah.
-begitu ada sekolah dengan mutu pendidikan yg bagus harganya selangit.. ndak terjangkau