Rabu, 29 September 2010

PegawaiNegeri.Com


Pegawai Negeri atau Pegawai Ngeri ?

"Korupsi Virus yang Harus Ditemukan Obatnya" - Virus?
Bukan Lingkungan Maling yang Perlu diHukum?


Musuh Kita di Dalam Negeri
Di dalam Era Reformasi ini kita tidak boleh lupa bahwa ada jutaan pegawai negeri yang jujur (atau ingin jujur) dan peduli mengenai tugasnya dan rakyat. Mereka sedang "ngeri" sekarang karena mereka melihat bahwa biaya hidup semakin naik walapun kesejahteraannya tetap kurang.

Kata Pejabat sendiri:
Ada dua macam koruptor, "corruption by need, and corruption by greed"
(Korupsi karena perlu, dan korupsi karena rakus).
Memang, yang macam kedua (greed), seharusnya dihukum seberat mungkin dan kekayaanya dikembalikan ke negaranya, karena mereka bertanggung jawab untuk keadaan negara kita sekarang dan moral bangsa. Mereka juga sekalian merusak dan memalukan nama dan image instansi pegawai negeri di mata rakyat. Mereka juga mulai "ngeri" sekarang karena takut harus membayar utang dosa-dosanya.

Yang Penting sekarang selain koruptor rakus dihukum, kita juga harus menjaga bahwa mereka yang jujur dan yang "melakukan korupsi karena need", tetapi ingin jujur, didukung supaya dapat memperbaiki perannya sebagai pelayan masyarakat, dengan kesejahteraan yang cukup sehingga "need" tidak dapat digunakan sebagai alasan lagi.
Sumedang, Kompas - 12 Agustus 2000 - Sebagai sejarah!
Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri menyatakan, tatanan organisasi kepegawaian harus dibebaskan dari kepentingan politik sempit. Selain itu, pegawai negeri dituntut bersikap netral dan adil di hadapan berbagai kepentingan politik yang berbeda-beda dalam masyarakat yang dilayani.

Menurut Wapres, sekalipun dalam kedudukan sebagai pamong praja melekat status kepegawaian negeri, tetapi tidaklah serta merta pamong praja harus diartikan sekadar sebagai aparat pemerintah. "Pegawai negeri bukanlah pegawai pemerintah, melainkan pegawai negara. Pasal 3 Undang-undang tentang Pokok-pokok Kepegawaian bahkan dengan tegas menyatakan bahwa pegawai negeri adalah unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat," katanya.

Status dan kedudukan tersebut perlu diingat, kata Megawati, karena penyempitan pengertian pegawai negeri sebagai aparat atau abdi pemerintah seperti di masa lalu pada akhirnya hanya mereduksi fungsi dan peran pegawai negeri serta melarutkannya dalam kancah kepentingan politik yang sempit. "Sementara itu, sebagai aparat dan abdi negara, pegawai negeri, termasuk pamong praja, pada dasarnya dituntut mengabdi kepada masyarakat dan kepada negara," tutur Wapres.

Sebagai abdi dan pelayan masyarakat yang sangat majemuk, kata Wapres, pegawai negeri (termasuk pamong praja) dituntut berlaku menjadi pamong yang mengayomi seluruh masyarakat. (osd/pin)

Ref: Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH DAN ARTIKEL PSIKOLOGI PENDIDIKAN

news artikel

1. Konsep Psikologi Pendidikan


2. Perkembangan Peserta Didik


3. Aplikasi Psikologi Pendidikan


Masalah-masalah pendidikan di Indonesia

enyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:

-Rendahnya sarana fisik,

-Rendahnya kualitas guru,

-Rendahnya kesejahteraan guru,

-Rendahnya prestasi siswa,

-Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,

-Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,

-Mahalnya biaya pendidikan.

Permasalahan-permasalahan yang tersebut di atas akan menjadi bahan bahasan dalam makalah yang berjudul “ Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia” ini.



-Negara belum mampu melaksanakan amanat UUD yaitu 20% APBN untuk pendidikan

-sarana dan prasarana pendidikan yang tidak mendukung

-keprofesionalan guru yang rendah

-kesejahteraan guru yang rendah (terkait dengan keprofesionalan)

-pendidikan dijadikan komoditas politik dalam pilkada-pilkada ,dengan kampanye pendidikan gratis

-belum meratanya pendidikan yang layak bagi seluruh daerah diIndonesia

-belum sesuainya pendidikan dengan karakter daearah-daerah dan karakter Indonesia
-moral para pendidik banyak yg rendah.
-SDM bidang pendidikan alias pengajar2 nya harus ditingkat kan kwalitasnya
- fasilitas timpang antara sekolah2 di kota dan di pelosok
- gaji guru yang kecil ( terutama untuk yang tugas di pelosok )
-tidak adanya pemerataan infrastruktur untuk semua daerah.
-begitu ada sekolah dengan mutu pendidikan yg bagus harganya selangit.. ndak terjangkau