Jumat, 19 November 2010

jangan cari hanya yang pintar

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah masih terus berupaya agar ujian nasional (UN) SMA/SMK/MA tetap bisa terintegrasi dengan seleksi masuk perguruan tinggi negeri. PTN diminta jangan hanya mau menjaring anak-anak yang sangat pintar, karena hal itu akan berdampak pada jenjang pendidikan di bawahnya.
Nanti sejak TK, anak sudah didorong jago membaca dan menghitung karena anak-anak sangat pintar saja yang bisa kuliah. Kasihan.
-- Mohammad Nuh
”Nanti sejak TK, anak sudah didorong jago membaca dan menghitung karena anak-anak sangat pintar saja yang bisa kuliah. Kasihan, anak-anak nanti digenjot les sejak kecil. Kita tidak ingin pendidikan kita seperti itu,” jelas kata Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh di Jakarta, Jumat (19/11/2010).
Menurut Nuh, PTN mesti memahami kompetensi maksimum lulusan SMA sederajat saat ini. Justru, perguruan tinggi harus membantu mahasiswa baru mereka dengan memaksimalkan proses pembelajaran selama kuliah.
Djoko Santoso, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional, menambahkan, kajian untuk mencari sambungan antara UN dan SNMPTN terus dilakukan. Yang dilihat supaya soal-soal tidak tumpang tindih.
”Lagi dicari tes yang paling pas,” kata Djoko.
Menurut Djoko, perguruan tinggi memang menjaring kelompok yang terbaik untuk melihat potensi mereka untuk menyelesaikan kuliah dengan baik. Selain itu, juga potensi untuk mampu melanjutkan ke program pascasarjana.
Elin Driana, Koordinator Education Forum, mengatakan, pemerintah tidak bisa asal mengintegrasikan UN-SNMPTN tanpa kajian yang jelas.
”Jangan sampai siswa yang dikorbankan,”
sumber :kemendiknas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH DAN ARTIKEL PSIKOLOGI PENDIDIKAN

news artikel

1. Konsep Psikologi Pendidikan


2. Perkembangan Peserta Didik


3. Aplikasi Psikologi Pendidikan


Masalah-masalah pendidikan di Indonesia

enyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:

-Rendahnya sarana fisik,

-Rendahnya kualitas guru,

-Rendahnya kesejahteraan guru,

-Rendahnya prestasi siswa,

-Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,

-Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,

-Mahalnya biaya pendidikan.

Permasalahan-permasalahan yang tersebut di atas akan menjadi bahan bahasan dalam makalah yang berjudul “ Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia” ini.



-Negara belum mampu melaksanakan amanat UUD yaitu 20% APBN untuk pendidikan

-sarana dan prasarana pendidikan yang tidak mendukung

-keprofesionalan guru yang rendah

-kesejahteraan guru yang rendah (terkait dengan keprofesionalan)

-pendidikan dijadikan komoditas politik dalam pilkada-pilkada ,dengan kampanye pendidikan gratis

-belum meratanya pendidikan yang layak bagi seluruh daerah diIndonesia

-belum sesuainya pendidikan dengan karakter daearah-daerah dan karakter Indonesia
-moral para pendidik banyak yg rendah.
-SDM bidang pendidikan alias pengajar2 nya harus ditingkat kan kwalitasnya
- fasilitas timpang antara sekolah2 di kota dan di pelosok
- gaji guru yang kecil ( terutama untuk yang tugas di pelosok )
-tidak adanya pemerataan infrastruktur untuk semua daerah.
-begitu ada sekolah dengan mutu pendidikan yg bagus harganya selangit.. ndak terjangkau