Siswa Korban Tsunami Belum Bisa Sekolah
sabtu, November 2010 |
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
Anak kembar, Nila dan Lili (4) membawa buah kelapa untuk mereka minum airnya dari pohon kelapa di sekitar reruntuhan bangunan yang tersapu tsunami di Kampung Tumalei, Desa Silabu Kecamatan Saumanganya, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Minggu (31/10/2010). Warga meminum air kelapa sementara bantuan air bersih belum tiba. Mereka pun masih menggunakan air kotor karena sulitnya mendapatkan air bersih untuk kebutuhan MCK.
Anak kembar, Nila dan Lili (4) membawa buah kelapa untuk mereka minum airnya dari pohon kelapa di sekitar reruntuhan bangunan yang tersapu tsunami di Kampung Tumalei, Desa Silabu Kecamatan Saumanganya, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Minggu (31/10/2010). Warga meminum air kelapa sementara bantuan air bersih belum tiba. Mereka pun masih menggunakan air kotor karena sulitnya mendapatkan air bersih untuk kebutuhan MCK.
MENTAWAI, KOMPAS.com - Sebagian besar pengungsi anak-anak korban tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, belum bisa masuk sekolah. Hampir sebulan pascatsunami, mereka masih tinggal di tenda-tenda pengungsian yang tersebar di sejumlah lokasi dengan kondisi serba darurat, termasuk urusan makan dan minum yang kurang.
"Saya belum bisa masuk sekolah. Semua buku pelajaran dan seragam sekolah hilang. Saya juga masih harus mengungsi bersama saudara-saudara," kata Ardi Agustinus (19), murid kelas 3 Sekolah Menengah Atas 1 Sikakap yang mengungsi di Kilometer 37 Pulau Pagai Selatan, Jumat (19/11/2010).
Ayah, ibu, dan seorang saudara Ardi tewas dalam bencana tsunami yang menerjang Dusun Purourougat, Senin (25/10/2010). Kini ia tinggal bersama tiga saudaranya yang selamat di pengungsian.
Terganggunya proses pembelajaran, tidak saja dialami murid yang dusunnya tersapu tsunami. Namun murid-murid lain yang dusunnya tak terdampak tetapi sekolahnya diterjang tsunami pun mengalami persoalan serupa.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Syaiful Jannah, menyatakan, sekolah negeri di Pulau Pagai Selatan dan Pulau Pagai Utara sempat libur beberapa hari pascatsunami. Namun sekarang, sekolah yang tak terkena tsunami sudah diaktifkan lagi meskipun kegiatan pembelajaran belum normal.
Saya belum bisa masuk sekolah. Semua buku pelajaran dan seragam sekolah hilang.
-- Ardi Agustinus
Ayah, ibu, dan seorang saudara Ardi tewas dalam bencana tsunami yang menerjang Dusun Purourougat, Senin (25/10/2010). Kini ia tinggal bersama tiga saudaranya yang selamat di pengungsian.
Terganggunya proses pembelajaran, tidak saja dialami murid yang dusunnya tersapu tsunami. Namun murid-murid lain yang dusunnya tak terdampak tetapi sekolahnya diterjang tsunami pun mengalami persoalan serupa.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Syaiful Jannah, menyatakan, sekolah negeri di Pulau Pagai Selatan dan Pulau Pagai Utara sempat libur beberapa hari pascatsunami. Namun sekarang, sekolah yang tak terkena tsunami sudah diaktifkan lagi meskipun kegiatan pembelajaran belum normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar