Kamis, 04 November 2010

PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
Jujur kepada Siswa, Itu Saja Dulu...
 November 2010 |
M.LATIEF/KOMPAS.COM
Sugimun, guru SMPN 1 Lumbis, Nunukan, Kaltim, memperlihatkan "uang palsu" untuk pembelajaran aritmatika siswa-siswinya. Siswa lebih baik diajarkan Matematika dengan kejujuran, diberi pemahaman agama dengan kejujuran.
 Kurikulum pendidikan antikorupsi di sekolah sebaiknya tidak dijadikan satu mata pelajaran, tetapi cukup dijadikan satu topik pembahasan di mata pelajaran tertentu. Hal tersebut diungkapkan Dr Karnadi, pakar pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta atau UNJ, Rabu (3/11/2010).
Guru harus jujur tentang nilai. Jika nilai jelek, tidak perlu dikatrol. Atau mengajarkan jika menemukan barang orang lain segera dilaporkan.
-- Karnadi
"Jika dijadikan satu mata pelajaran, sangat pemborosan. Cukup dijadikan satu topik pembahasan di mata pelajaran tertentu. Namun, itu semua juga perlu didukung pembelajaran dari teman, keluarga, guru, dan lingkungan sekitar," lanjut Karnadi.
Karnadi mengungkapkan, sekolah harus ajarkan kejujuran kepada anak didiknya. Salah satu caranya, sekolah harus jujur dan terbuka, misalnya, mengenai uang sekolah atau nilai ujian. Intinya, kata Karnadi, tujuan kurikulum antikorupsi ini adalah agar anak mengerti jika korupsi tidak baik.
"Itu semua bisa diajarkan lewat guru. Guru harus jujur tentang nilai. Jika nilai jelek, tidak perlu dikatrol. Atau, ajarkan (anak) jika menemukan barang orang lain, segera dilaporkan. Semua bisa dilakukan lewat hal-hal kecil, tetapi dalam aktivitas sehari-hari sehingga mudah diingat oleh anak," imbuh Karnadi.
Menurutnya, lebih baik belajar Matematika dengan kejujuran atau memahami agama dengan kejujuran. Namun, itu harus dimulai dari para pendidik sehingga apa yang diajarkan dan dilakukan sama oleh peserta didiknya.
sumber:KOMPAS.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH DAN ARTIKEL PSIKOLOGI PENDIDIKAN

news artikel

1. Konsep Psikologi Pendidikan


2. Perkembangan Peserta Didik


3. Aplikasi Psikologi Pendidikan


Masalah-masalah pendidikan di Indonesia

enyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:

-Rendahnya sarana fisik,

-Rendahnya kualitas guru,

-Rendahnya kesejahteraan guru,

-Rendahnya prestasi siswa,

-Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,

-Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,

-Mahalnya biaya pendidikan.

Permasalahan-permasalahan yang tersebut di atas akan menjadi bahan bahasan dalam makalah yang berjudul “ Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia” ini.



-Negara belum mampu melaksanakan amanat UUD yaitu 20% APBN untuk pendidikan

-sarana dan prasarana pendidikan yang tidak mendukung

-keprofesionalan guru yang rendah

-kesejahteraan guru yang rendah (terkait dengan keprofesionalan)

-pendidikan dijadikan komoditas politik dalam pilkada-pilkada ,dengan kampanye pendidikan gratis

-belum meratanya pendidikan yang layak bagi seluruh daerah diIndonesia

-belum sesuainya pendidikan dengan karakter daearah-daerah dan karakter Indonesia
-moral para pendidik banyak yg rendah.
-SDM bidang pendidikan alias pengajar2 nya harus ditingkat kan kwalitasnya
- fasilitas timpang antara sekolah2 di kota dan di pelosok
- gaji guru yang kecil ( terutama untuk yang tugas di pelosok )
-tidak adanya pemerataan infrastruktur untuk semua daerah.
-begitu ada sekolah dengan mutu pendidikan yg bagus harganya selangit.. ndak terjangkau