Jumat, 19 November 2010

Perlu, Pelatihan Pendidikan Karakter untuk Kepala Sekolah

 Jakarta -- Bertepatan dengan hari jadinya yang ke 8, Central-Sevilla School mengadakan acara penandatanganan nota kesepahaman dengan lembaga Success Motivation International (SMI ) di Jakarta, kemarin ( 6/08 ). Pada acara yang dibuka oleh Presiden Direktur Garuda Food dan   Grup CEO of Tudung Group, Sudhamek AWS, mengundang juga Wakil Menteri Pendidikan Nasional, Fasli Jalal sebagai salah satu pembicara mengenai pendidikan karakter.
Central-Sevilla School merupakan Sekolah Internasional yang menjadikan pendidikan karakter sebagai salah satu fokus utama dalam proses pembelajarannya. Sudhamek mengungkapkan,  pada awalnya kelahiran Central-Sevilla School, didasarkan oleh banyak permasalahan pendidikan yang berujung pada kurangnya pendidikan karakter alam proses pembelajaran. " Maka dari itu, setelah berdialog dengan (almarhum intelektual muslim) Nurcholis Madjid, kami mengungkapkan bahwa pendidikan haruslah menyeluruh dan  tidak hanya mengutamakan academic excellent saja, tetapi juga harus memperhatikan pengembangan karakter anak didik kita, " ucapnya.
Pendidikan karakter yang dikembangkan Central-Sevilla School ini sejalan dengan program serupa yang dicanangkan pemerintah. Karena itu, Fasli menyambut positif kegiatan pendidikan karakter yang dijalankan sekolah yang juga menggunakan kurikulum sekolah Amerika Serikat Cambridge, selain kurikulum pemerintah.
Dalam sambutannya yang bertema, " Pendidikan Karakter Siswa Menyambut Tantangan Abad 21",  Fasli mengatakan bahwa pendidikan karakter, selain merupakan kebutuhan yang mendesak, juga dilatarbelakangi oleh amanat UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.  " Jelas dalam Pasal 1 Ayat 1 UU tersebut, bahwa proses pembelajaran harus secara aktif mengembangkan potensi diri peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara"  ujarnya.
Selain itu, pendidikan karakter juga harus mampu diresapi seluruh warga pendidikan, tidak hanya peserta didik saja. Bahkan, guru dan kepala sekolah memiliki peranan yang amat penting. " Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah, memiliki peran yang amat penting dalam implementasi pendidikan karakter, oleh karena itu perlu sekali pelatihan pendidikan karakter ini di kalangan kepala sekolah,"  ujar Wamendiknas.
Wamendiknas pun menerangkan bahwa pendidikan karakter ini, tidak akan di masukan menjadi sebuah mata pelajaran, melainkan akan diterapkan pada seluruh mata pelajaran. "Pendidikan karakter ini harus include dalam setiap mata pelajaran, jadi tidak akan menjadi mata pelajaran yang baku ,"  tuturnya.
Selain penandatanganan nota kesepakatan, Central-Sevilla School juga memberikan 12 beasiswa pendidikan yang meliputi pendanaan pendidikan gratis, asrama serta uang saku siswa selama menempuh pendidikan. Upaya ini, menurut Sudhamek, salah satu langkah Central-Sevilla School dalam kepeduliannya terhadap anak bangsa.
Di akhir acara, Sudhamek mengutip pernyataan Nurcholis Madjid pada awal pembentukan Central-Sevilla School. " Pendidikan tidak seperti menanam kacang, yang hasilnya bisa ditunggu selama 100 hari. Pendidikan adalah seperti menanam kelapa, yang dampak dan hasilnya 20 hingga 30 tahun di depan". (yogi)
Sumber: Kemdiknas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH DAN ARTIKEL PSIKOLOGI PENDIDIKAN

news artikel

1. Konsep Psikologi Pendidikan


2. Perkembangan Peserta Didik


3. Aplikasi Psikologi Pendidikan


Masalah-masalah pendidikan di Indonesia

enyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:

-Rendahnya sarana fisik,

-Rendahnya kualitas guru,

-Rendahnya kesejahteraan guru,

-Rendahnya prestasi siswa,

-Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,

-Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,

-Mahalnya biaya pendidikan.

Permasalahan-permasalahan yang tersebut di atas akan menjadi bahan bahasan dalam makalah yang berjudul “ Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia” ini.



-Negara belum mampu melaksanakan amanat UUD yaitu 20% APBN untuk pendidikan

-sarana dan prasarana pendidikan yang tidak mendukung

-keprofesionalan guru yang rendah

-kesejahteraan guru yang rendah (terkait dengan keprofesionalan)

-pendidikan dijadikan komoditas politik dalam pilkada-pilkada ,dengan kampanye pendidikan gratis

-belum meratanya pendidikan yang layak bagi seluruh daerah diIndonesia

-belum sesuainya pendidikan dengan karakter daearah-daerah dan karakter Indonesia
-moral para pendidik banyak yg rendah.
-SDM bidang pendidikan alias pengajar2 nya harus ditingkat kan kwalitasnya
- fasilitas timpang antara sekolah2 di kota dan di pelosok
- gaji guru yang kecil ( terutama untuk yang tugas di pelosok )
-tidak adanya pemerataan infrastruktur untuk semua daerah.
-begitu ada sekolah dengan mutu pendidikan yg bagus harganya selangit.. ndak terjangkau