Indonesia memiliki sekitar 1,3 juta anak usia sekolah yang berpotensi Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa (CIBI) atau kerap disebut 'gifted-talented'. Sayangnya, baru 9.500 (0,7%) anak yang sudah mendapat layanan khusus dalam bentuk program akselerasi/ percepatan.
"Masih sangat banyak siswa CIBI belum memperoleh layanan pendidikan yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan mereka," kata Sekjen Asosiasi Penyelenggara, Pengembang, dan Pendukung Pendidikan Khusus untuk Siswa Cerdas Istimewa dan Berbakat Istimewa (Asosiasi CIBI) Nasional, Amril Muhammad di Jakarta, Selasa (14/12).
Amril menambahkan seharusnya CIBI perlu mendapatkan akselerasi. Ada dua macam akselerasi yang dapat dilakukan, yaitu akselerasi kontens base dan grade base. Disebut akselerasi kontens jika siswa mampu menguasai bidang ilmu dengan baik. Sementara itu, akselerasi grade jenjang sekolah seperti siswa yang seharusnya sekolah tiga tahun, bisa dipersingkan menjadi dua tahun. "Mereka memiliki kecepatan menyerap lebih dari teman sebayanya," papar Amir.
Perhatian khusus tidak dimaksudkan untuk melakukan diskriminasi, tetapi semata-mata untuk memberikan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Untuk program akselerasi misalnya, ini mencakup grade dan konten. Berdasarkan data tahun 2009, dari 260.471 sekolah, baru 311 sekolah yang memiliki program layanan khusus bagi anak CIBI.
Ia menyebutkan bahwa sejumlah ciri anak 'gifted-talented' dapat dikenali antara lain dari kecerdasan intelektualnya yang very superior. Seperti, skor IQ (Intelligence Quotient) 130 ke atas, dengan menggunakan skala Wechsler.
Saat ini ada 311 sekolah yang menyelenggarakan CIBI, di seluruh Indonesia dari 22 provinsi, baik sekolah negeri maupun swasta, serta 10 madrasah, dan yang terbanyak di Provinsi Jawa Timur.
Siswa Pintar Dibajak
Siswa CIBI biasanya diambil oleh perguruan tinggi dari negara luar, seperti dari Singapura, Malaysia, dan Amerika Serikat. Sekarang Korea Selatan juga mulai agresif. "Ada sekitar 300 orang lebih bibit unggul kita yang diambil oleh negara luar, karena mereka mampu memberikan iming-iming kesejahteraan melebihi dari kita," kata Amir.
Amril menyebutkan bibit unggul yang diambil itu terutama berada di kota besar seperti Malang, Semarang, Jakarta, Bandung, dan Makassar. Bahkan di Singapura, mereka ditawari bekerja sampai usia 55 tahun, sehingga usia produktifnya habis baru dikembalikan ke Indonesia.
"Nah andaikan kita bisa melakukan yang terbaik untuk mereka, dipastikan Indonesia akan berkembang," katanya.
Menurut dia anak pintar dan cerdas ini mendapat beasiswa dari negara asing, terutama jalurnya melalui jalur olimpiade-olimpiade. "Jadi kalau ada lomba olimpiade di luar negeri, kamar anak Indonesia dihampiri oleh agen-agen asing tersebut, untuk ditawari fasilitas dan segala macamnya," terang Amir.
Sementara itu, perguruan tinggi di dalam negeri tidak melakukan pendekatan itu. Untuk menjawab permasalahan pembajakan tersebut perlu seluruh pemangku kebijakan melakukan program yang komprehensif bagi anak-anak berbebutuhan khusus ini.
Sumber : republika
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
MAKALAH DAN ARTIKEL PSIKOLOGI PENDIDIKAN
news artikel
- INTERNET : MEDIA PENDIDIKAN ATAU MEDIA PORNOGRAFI ?
- Kurangnya Pembinaan Terhadap Guru SMA
- Kegelisahan Para Guru - Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
- Wahai Dosen, Berbicaralah dengan Bahasa Manusia!
- Belajar Dari Jepang Membentuk Komunitas Terdidik
- Apa yang Kita Dapatkan dari Universitas ?
- Cerdas Bagi Pendidikan Anak
- Sejarah Perkembangan Mikrobiologi
- Mempersempit Gap antara Akademi dan Industri
- Sarjana dan Intelektualitas
- Guru (Oemar Bakri, Orang tua dan Lingkungan ku) - Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
- Sistem Pembelajaran Abad 21 dengan
Project Based Learning (PBL)
- Belajar sains dan teknologi dengan Teori Belajar Ala Konstruktivis
- Mewujudkan Babel Cerdas 2010
- Masalah Pendidikan di Indonesia
- PENDIDIKAN GRATIS
- Remaja dan Narkoba
- Tingkatkan Kualitas Guru dan Pendidikan !
- Ujian Nasional Dan Kondisi Psikis Siswa
- Defragmentasi Otak : Cara Cerdas Menjadi Cerdas
- MATEMATIKA DAN CARA MENGAJARKANNYA
- World Class University: Impian atau Tantangan?
- RELASI PENDIDIKAN DENGAN MODERNISASI
- PENDIDIKAN DAN KESADARAN TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP
1. Konsep Psikologi Pendidikan
- Psikoanalisis
- Behaviorisme
- Psikologi Humanistik
- Memahami Perilaku Individu
- Taksonomi Perilaku Individu
- Memahami Emosi Individu
- Pengaruh Faktor Keturunan terhadap Individu
- Pengaruh Lingkungan terhadap Individu
- Relasi Orang Tua-Anak dan Pengaruhnya terhadap Individu
- Kemampuan Individu
- Kecerdasan Individu Delinkuen
- Teori-Teori Motivasi
- Hakikat Cinta
- Perilaku Sosial
- Self (Diri)
- Ciri-Ciri Kepribadian yang Sehat dan Tidak Sehat
- Gambaran Kepribadian Sukses ala New Psycho-Cybernetics
- Duapuluh Ciri-Ciri Orang Inovatif
- Sekilas tentang Harga Diri (Self Esteem)
- Duapuluh Ciri Kedewasaan yang Sesungguhnya
- Sepuluh Kebiasaan Pribadi Sukses
- Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
- Manusia dan Masalahnya
- Ciri-Ciri Manusia Merdeka
2. Perkembangan Peserta Didik
- Konsep Perkembangan Individu
- Tugas–Tugas Perkembangan Individu
- Perkembangan Kognitif
- Perkembangan Individu secara Didaktis
- Perkembangan Karier
- Perkembangan Kepribadian
- Perkembangan Perilaku Konatif
- Perkembangan Moralitas
- Perkembangan Keagamaan
- Karakteristik Perilaku dan Pribadi Pada Masa Remaja
- Problema Masa Remaja
- Kontribusi Kegiatan Ekstra Kelas di Sekolah
3. Aplikasi Psikologi Pendidikan
- Tujuh Prinsip Praktik Pembelajaran yang Baik
- Umpan balik yang efektif bagi siswa
- Guru dan Siswa yang Terintimidasi
- Program Induksi dalam Pendidikan
- Psikologi Pendidikan dan Guru
- Konstribusi Psikologi terhadap Pendidikan
- Hakikat Belajar
- Teori-Teori Belajar
- Tentang Hipnosis
- Upaya Mencegah Kecemasan Siswa di Sekolah
- Disiplin Siswa di Sekolah
- Kreativitas di Sekolah
- Rasa Cinta dalam Pendidikan
- Aplikasi Teori Kebutuhan Maslow di Sekolah
- Pengembangan Aktivitas, Kreativitas dan Motivasi Siswa
- Perilaku Nyontek di Sekolah
- Sekolah Berbahaya
- IQ, EQ dan SQ
- Bagaimana Menghilangkan Cemas & Memulai Hidup Baru
- Mengelola Stres
- 14 Cara Menumbuhkan Semangat Kerjasama di Sekolah
- Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar
panduan
Kumpulan dan Artikel Pendidikan
1. Tahun 2020 Indonesia Kehabisan Guru
2. Pendidikan Sebagai Investasi Jangka Panjang
3. Pendidikan Nasional yang Bermoral
4. Korupsi Pendidikan sangat Merugikan Bangsa
5. Pendidikan agama di sekolah?
6. Penyetaraan Guru
7. Sudah Dewasakah Sistem pendidikan Kita?
8. Buat Apa Sekolah?
9. Perlunya formalisasi Pendidikan Filsafat terhadap Siswa Sekolah Dasar
10. KECERDASAN..???
11. Kita Wajib Pilih Presiden yang Peduli Pendidikan
12. Epidemi Korupsi Harus Dihadapi Dengan Rekonstruksi Moral
13. Ketidak Adilan Dalam Kebijkan Pendidikan
14. BEDA GURU SEKOLAH NEGERI , SEKOLAH SWASTA, DAN
BIMBINGAN BELAJAR
15. BAGAIMANA MEMBERIKAN PENDIDIKAN UNTUK ANAK-ANAK ANDA?
16. Bukan Sekedar Guru
17. Pendidikan Sekarang Dan Masa Depan
18. MERANCANG PENDIDIKAN MORAL & BUDI PEKERTI
19. Menjadi Guru Profesional, Mungkinkah?
20. Pendidikan kontekstual
21. Pendidikan Kejuruan Harus Demokratis
22. "Bagaimana Cara Membuat Sosok Guru Kita yang Ideal dan
Profesional?"
23. Filsafat Pendidikan Naturalisme, Teori, Implikasi dan Aplikasinya dalam Pendidikan Islam
24. PEMANFAATAN TEKNOLOGI MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN
25. Guru Hanya "Tukang Mengajar"
2. Pendidikan Sebagai Investasi Jangka Panjang
3. Pendidikan Nasional yang Bermoral
4. Korupsi Pendidikan sangat Merugikan Bangsa
5. Pendidikan agama di sekolah?
6. Penyetaraan Guru
7. Sudah Dewasakah Sistem pendidikan Kita?
8. Buat Apa Sekolah?
9. Perlunya formalisasi Pendidikan Filsafat terhadap Siswa Sekolah Dasar
10. KECERDASAN..???
11. Kita Wajib Pilih Presiden yang Peduli Pendidikan
12. Epidemi Korupsi Harus Dihadapi Dengan Rekonstruksi Moral
13. Ketidak Adilan Dalam Kebijkan Pendidikan
14. BEDA GURU SEKOLAH NEGERI , SEKOLAH SWASTA, DAN
BIMBINGAN BELAJAR
15. BAGAIMANA MEMBERIKAN PENDIDIKAN UNTUK ANAK-ANAK ANDA?
16. Bukan Sekedar Guru
17. Pendidikan Sekarang Dan Masa Depan
18. MERANCANG PENDIDIKAN MORAL & BUDI PEKERTI
19. Menjadi Guru Profesional, Mungkinkah?
20. Pendidikan kontekstual
21. Pendidikan Kejuruan Harus Demokratis
22. "Bagaimana Cara Membuat Sosok Guru Kita yang Ideal dan
Profesional?"
23. Filsafat Pendidikan Naturalisme, Teori, Implikasi dan Aplikasinya dalam Pendidikan Islam
24. PEMANFAATAN TEKNOLOGI MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN
25. Guru Hanya "Tukang Mengajar"
Masalah-masalah pendidikan di Indonesia
enyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:
-Rendahnya sarana fisik,
-Rendahnya kualitas guru,
-Rendahnya kesejahteraan guru,
-Rendahnya prestasi siswa,
-Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
-Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
-Mahalnya biaya pendidikan.
-Negara belum mampu melaksanakan amanat UUD yaitu 20% APBN untuk pendidikan
-sarana dan prasarana pendidikan yang tidak mendukung
-keprofesionalan guru yang rendah
-kesejahteraan guru yang rendah (terkait dengan keprofesionalan)
-pendidikan dijadikan komoditas politik dalam pilkada-pilkada ,dengan kampanye pendidikan gratis
-belum meratanya pendidikan yang layak bagi seluruh daerah diIndonesia
-belum sesuainya pendidikan dengan karakter daearah-daerah dan karakter Indonesia
-moral para pendidik banyak yg rendah.
-SDM bidang pendidikan alias pengajar2 nya harus ditingkat kan kwalitasnya
- fasilitas timpang antara sekolah2 di kota dan di pelosok
- gaji guru yang kecil ( terutama untuk yang tugas di pelosok )
-tidak adanya pemerataan infrastruktur untuk semua daerah.
-begitu ada sekolah dengan mutu pendidikan yg bagus harganya selangit.. ndak terjangkau
-Rendahnya sarana fisik,
-Rendahnya kualitas guru,
-Rendahnya kesejahteraan guru,
-Rendahnya prestasi siswa,
-Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
-Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
-Mahalnya biaya pendidikan.
Permasalahan-permasalahan yang tersebut di atas akan menjadi bahan bahasan dalam makalah yang berjudul “ Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia” ini.
-Negara belum mampu melaksanakan amanat UUD yaitu 20% APBN untuk pendidikan
-sarana dan prasarana pendidikan yang tidak mendukung
-keprofesionalan guru yang rendah
-kesejahteraan guru yang rendah (terkait dengan keprofesionalan)
-pendidikan dijadikan komoditas politik dalam pilkada-pilkada ,dengan kampanye pendidikan gratis
-belum meratanya pendidikan yang layak bagi seluruh daerah diIndonesia
-belum sesuainya pendidikan dengan karakter daearah-daerah dan karakter Indonesia
-moral para pendidik banyak yg rendah.
-SDM bidang pendidikan alias pengajar2 nya harus ditingkat kan kwalitasnya
- fasilitas timpang antara sekolah2 di kota dan di pelosok
- gaji guru yang kecil ( terutama untuk yang tugas di pelosok )
-tidak adanya pemerataan infrastruktur untuk semua daerah.
-begitu ada sekolah dengan mutu pendidikan yg bagus harganya selangit.. ndak terjangkau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar