Jumat, 24 Desember 2010

Pendidikan untuk Transformasi Sosial

Pendidikan di Indonesia mesti dilihat sebagai upaya merancang dan melakukan transformasi masa depan untuk menjawab tantangan yang lebih besar dan kompleks dengan memanfaatkan sumber daya yang ada saat ini. Karena itu, pendidikan harus ditujukan untuk menghasilkan manusia Indonesia yang berani melakukan transformasi sosial selain memiliki kecerdasan akademik, berakhlak, dan terampil.
Pendidikan harus bisa membawa transformasi sosial dalam masyarakat. Tetapi kita belum juga sampai ke sana.
-- Doni Koesoema
Dalam mewujudkan pendidikan yang bisa menjadi motor penggerak perubahan tatanan sosial masyarakat tersebut, diperlukan keseimbangan peran penyelenggaraan antara negara, komunitas, dan keluarga. Sebab, pendidikan menuntut kemitraan dan tanggung jawab semua pemangku kepentingan, termasuk orang tua, komunitas, dan masyarakat luas.

Demikian rekomendasi dari sejumlah ilmuwan bidang pendidikan dalam pertemuan puncak Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) di Jakarta, pekan lalu. Semangat penyelenggaraan pendidikan nasional diminta untuk tetap mengacu pada amanat pendiri bangsa yang diperkuat dengan peningkatan kualitas untuk menghasilkan anak-anak bangsa yang siap menghadapi perubahan jaman.
Pengamat Pendidikan Doni Koesoema mengatakan, ada gejala bahwa bangsa ini lupa pada semangat pendiri bangsanya. Pendidikan di negara seharusnya dilaksanakan untuk perubahan masyarakat yang lebih baik.
"Pendidikan harus bisa membawa transformasi sosial dalam masyarakat. Tetapi kita belum juga sampai ke sana," ujar Doni.
Perubahan masyarakat yang didorong pendidikan itu mesti juga diwujudkan dengan adanya pemerataan pendidikan, baik dalam hal akses dan kualitas, serta didukung infrastruktur yang dirancang untuk pendidikan berkelanjutan. Termasuk dalam hal ini adalah penyediaan pendidikan dan pelatihan vokasi sebagai alternatif bagi pendidikan akademik sekaligus anjuran bagi anak didik dan anggota masyarakat yang bermaksud mengembangkan keahlian profesionalnya.
Perkembangan teknologi saat ini dapat dimanfaatkan untuk sarana belajar jarak jauh maupun sebagai prasarana peningkatan kualitas kurikulum yang menggabungkan kearifan lokal dan pendekatan dari bawah. Teknologi dapat pula digunakan untuk peningkatan dan pemerataan dalam akses ke sumber daya belajar dan sumber pengetahuan.
Anis Baswedan, Rektor Universitas Paramadina Jakarta, menambahkan, saat ini perlu gerakan sosial dalam pendidikan untuk sama-sama bertanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan. Tanggung jawab pendidikan bukan terletak di pundak pemerintah saja, tetapi juga keluarga, komunitas, dan semua elemen masyarakat lainnya.

sumber :kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH DAN ARTIKEL PSIKOLOGI PENDIDIKAN

news artikel

1. Konsep Psikologi Pendidikan


2. Perkembangan Peserta Didik


3. Aplikasi Psikologi Pendidikan


Masalah-masalah pendidikan di Indonesia

enyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:

-Rendahnya sarana fisik,

-Rendahnya kualitas guru,

-Rendahnya kesejahteraan guru,

-Rendahnya prestasi siswa,

-Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,

-Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,

-Mahalnya biaya pendidikan.

Permasalahan-permasalahan yang tersebut di atas akan menjadi bahan bahasan dalam makalah yang berjudul “ Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia” ini.



-Negara belum mampu melaksanakan amanat UUD yaitu 20% APBN untuk pendidikan

-sarana dan prasarana pendidikan yang tidak mendukung

-keprofesionalan guru yang rendah

-kesejahteraan guru yang rendah (terkait dengan keprofesionalan)

-pendidikan dijadikan komoditas politik dalam pilkada-pilkada ,dengan kampanye pendidikan gratis

-belum meratanya pendidikan yang layak bagi seluruh daerah diIndonesia

-belum sesuainya pendidikan dengan karakter daearah-daerah dan karakter Indonesia
-moral para pendidik banyak yg rendah.
-SDM bidang pendidikan alias pengajar2 nya harus ditingkat kan kwalitasnya
- fasilitas timpang antara sekolah2 di kota dan di pelosok
- gaji guru yang kecil ( terutama untuk yang tugas di pelosok )
-tidak adanya pemerataan infrastruktur untuk semua daerah.
-begitu ada sekolah dengan mutu pendidikan yg bagus harganya selangit.. ndak terjangkau