

Dasarnya...
Kalau anda melihat mahasiswa/i anda sedang "duduk manis terus" pasti ada masalah. Berarti mereka dalam pembelajaran yang Dosen-Centered atua LCD-Centered Learning (Pembelajaran Pasif), dan kebanayakan informasi yang disampaikan secara ini dapat ditulis dan di-photocopy, atau dikasih file dan mereka dapat kerjakan di rumah, atau di perpustakaan.
Waktu di dalam kelas adalah kesempatan untuk kerjakan / melatih, dan problem-solving maupun membahas secara langsung dalam group-group isu-isu terkait pembelajarannya sambil mendalami pembelarannya, di mana mereka dapat mengembangkan diri maupun kreativitasnya dalam prosesnya.
.......................................
Kita dapat melihat bahwa setelah puluhan tahun melaksanakan pelatihan guru, secara umum gagal kan? Apakah Metodologinya sesuai Andragogi? Mengapa bisa gagal?
Kalau melaksanakan pelatihan guru kayaknya kita angap guru kita adalah bodoh, dan perlu disuap terus. Sudah waktunya kita angap guru kita sudah dewasa dan dengan sedikit supervisi dari Kepsek, dan informasi dasar, mereka dapat mengembangkan diri.
Pasti ada sebagian yang tidak berniat, dan terus terang untuk mereka sebaiknya mereka mencari karir yang lain karena kalau melatih mereka juga sampai tua kita tidak dapat berhasil.
Saya pernah menyaksikan MGMP di salah satu sekolah di Jakarta yang termasuk favorit, dan ada guru yang mengajar guru-guru lain mengenai pendulum (fisika) dan guru yang mengajar, mengajarkan sesuatu yang salah (fatal sebetulnya). Padahal yang benar ada di buku siswa. Akhirnya saya harus tanya-tanya supaya gurunya (dan yang dilatih) tahu yang benar. Bagaimana kalau semua guru menyampaikan yang salah ke semua siswa-siswinya?
Kalau guru tidak tahu isinya buku siswa saja bagaimana? Apa alasannya? Menurut saya ini adalah "legacy" (kebiasaan) dari pardigma di mana mereka tidak diangap bertanggungjawab untuk ilmunya sendiri. Sama dengan isu profesionalisme. Mereka dapat ikut program profesinalisme guru dan mereka mendapat sertifikat, tetapi apakah perilakunya dan kemampuannya sudah ditingkatkan, apakah sudah meningkatkan profesionalisme?
Ayo, guru kita sudah dewasa, mari kita angap bahwa mereka dengan sedikit binaan profesional (dari Kepsek) dapat meningkatkan kemampuan secara kemandirian. Memang kemandirian adalah sesuatu yang kita ingin mengembankan dalam siswa-siswi kita juga kan?
Apalagi ini cara yang dapat dilaksanakan secara sangat murah.
sumber:teknologi pendidikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar