Sabtu, 23 Oktober 2010

Koalisi Pendidikan: Kinerja Kemendiknas Mengecewakan

Koalisi Pendidikan menilai kinerja Kementerian Pendidikan Nasional mengecewakan. Kementerian ini belum juga mampu mewujudkan pendidikan yang merata bagi semua pihak.

"Pak (Muhammad-Mendiknas) Nuh ternyata bukanlah Nabi Nuh. Kebijakannya belum menjawab kebutuhan mendasar pendidikan. Secara umum, rapor Mendiknas masih merah. Nilainya 2,5," ujar juru bicara koalisi, Ade Iriawan.

Hal itu dikatakan Ade dalam jumpa persnya di Wisma Kodel, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan,

Penilaian ini dilihat dari program 100 hari Kemendiknas dan program aplikasi Inpres Nomor 1 Tahun 2010. Program ini dinilai belum juga menjawab berbagai persoalan mendasar permasalahan pendidikan dalam negeri.

Oleh koalisi, pendidikan di Indonesia dinilai masih menjadi sesuatu yang mahal. Tidak semua golongan bisa menikmati haknya untuk mengenyam pendidikan yang layak.

"Nanti yang bisa sekolah itu yang kaya, sangat kaya, paling kaya atau terlalu kaya," sindir Ade.

Contoh lain, M Nuh pernah mengeluarkan program andalan penyediaan internet secara massal di sekolah. Sayangnya, kondisi mendasar ketersediaan bangunan belum juga diperhatikan lebih dulu.

Mulai dari kondisi gedung hingga fasilitas ketersediaan aliran listrik luput diperhatikan dulu. Kalaupun ada, justru SDM di sekolah yang tidak memungkinkan.

"Jika tidak diiringi upaya untuk memperbaiki berbagai permasalahan mendasar, program internet masuk sekolah akan mogok di tengah jalan," paparnya.

Program Mendiknas berdasar Inpres No 1/2010 bidang pendidikan juga belum mampu menyentuh persoalan substansi untuk guru. Program tersebut memang ada yang berbicara mengenai guru di wilayah terpencil. Namun luput memperhatikan bagaimana seorang guru di Indonesia harus memperjuangkan sendiri kesejahteraannya.

Meski terus mengkritisi berbagai kebijakan Kemendiknas, Ade membantah jika mereka dianggap ingin melengserkan M Nuh.

"Kami bukan mengkudeta, tapi ingin beri masukan kritis karena kebijakan Mendiknas banyak yang kontroversial," tandasnya

sumber:detikNews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH DAN ARTIKEL PSIKOLOGI PENDIDIKAN

news artikel

1. Konsep Psikologi Pendidikan


2. Perkembangan Peserta Didik


3. Aplikasi Psikologi Pendidikan


Masalah-masalah pendidikan di Indonesia

enyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:

-Rendahnya sarana fisik,

-Rendahnya kualitas guru,

-Rendahnya kesejahteraan guru,

-Rendahnya prestasi siswa,

-Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,

-Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,

-Mahalnya biaya pendidikan.

Permasalahan-permasalahan yang tersebut di atas akan menjadi bahan bahasan dalam makalah yang berjudul “ Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia” ini.



-Negara belum mampu melaksanakan amanat UUD yaitu 20% APBN untuk pendidikan

-sarana dan prasarana pendidikan yang tidak mendukung

-keprofesionalan guru yang rendah

-kesejahteraan guru yang rendah (terkait dengan keprofesionalan)

-pendidikan dijadikan komoditas politik dalam pilkada-pilkada ,dengan kampanye pendidikan gratis

-belum meratanya pendidikan yang layak bagi seluruh daerah diIndonesia

-belum sesuainya pendidikan dengan karakter daearah-daerah dan karakter Indonesia
-moral para pendidik banyak yg rendah.
-SDM bidang pendidikan alias pengajar2 nya harus ditingkat kan kwalitasnya
- fasilitas timpang antara sekolah2 di kota dan di pelosok
- gaji guru yang kecil ( terutama untuk yang tugas di pelosok )
-tidak adanya pemerataan infrastruktur untuk semua daerah.
-begitu ada sekolah dengan mutu pendidikan yg bagus harganya selangit.. ndak terjangkau