Jumat, 08 Oktober 2010

Perbaiki Kurikulum

Perbaiki Kurikulum Sejarah dan Sastra
Jumat, 08 Oktober 2010 | 18:23 WIB


Ilustrasi: Guna menjamin ketaatan pihak SD dan SMP melaksanakan program buku teks gratis tersebut pemerintah akan memberikan sanksi bagi sekolah yang melanggarnya.
KOMPAS.com - Kurikulum pelajaran Sejarah dan Sastra khususnya di sekolah harus segera diperbaiki. Hal ini diungkapkan oleh peneliti budaya, Hilmar Farid, Kamis (30/9/2010) saat menghadiri acara dialog budaya Ikatan Alumni Fakultas Budaya Universitas Indonesia (ILUNI FIB UI).
Pelajaran sejarah di kelas biasanya membosankan, tidak ada daya tariknya sama sekali bagi anak didik.
"Pelajaran sejarah di kelas biasanya membosankan, tidak ada daya tariknya sama sekali bagi anak didik," ungkap Hilmar.
Hilmar menambahkan, kurikulum sejarah berubah dari waktu ke waktu, tetapi masalah dasarnya adalah keterlibatan guru dalam proses ini. "Guru banyak tidak membaca mengenai sejarah, anak-anak di sekolah susah belajar, nah karena gurunnya saja tidak mengerti," tandas Hilmar.
"Untuk itu kita perlu kurikulum khususnya mengenai pelajaran sejarah kurikulum yang berpijak," lanjut Hilmar.
Disinggung mengenai pelajaran sastra, di era sekarang ini Hilmar mengatakan kita tidak memiliki panutan sastrawan yang menjadi patokan dan mencirikan bangsa ini. "Jika kita tanya kepada anak-anak tentang idola sastrawan mereka pasti sebutnya beda-beda, karena kita tiap angkatan memiliki sastrawan yang berbeda sehingga tidak pernah ada sambungan dan kesatuan," ujar Hilmar.
"Harusnya bikin saja 100 daftar buku dengan karya sastrawan yang wajib dibaca orang Indonesia, dan itu bisa dilakukan lewat mana saja misalnya lewat pendidikan,," tandas Hilmar.


Sumber Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH DAN ARTIKEL PSIKOLOGI PENDIDIKAN

news artikel

1. Konsep Psikologi Pendidikan


2. Perkembangan Peserta Didik


3. Aplikasi Psikologi Pendidikan


Masalah-masalah pendidikan di Indonesia

enyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:

-Rendahnya sarana fisik,

-Rendahnya kualitas guru,

-Rendahnya kesejahteraan guru,

-Rendahnya prestasi siswa,

-Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,

-Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,

-Mahalnya biaya pendidikan.

Permasalahan-permasalahan yang tersebut di atas akan menjadi bahan bahasan dalam makalah yang berjudul “ Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia” ini.



-Negara belum mampu melaksanakan amanat UUD yaitu 20% APBN untuk pendidikan

-sarana dan prasarana pendidikan yang tidak mendukung

-keprofesionalan guru yang rendah

-kesejahteraan guru yang rendah (terkait dengan keprofesionalan)

-pendidikan dijadikan komoditas politik dalam pilkada-pilkada ,dengan kampanye pendidikan gratis

-belum meratanya pendidikan yang layak bagi seluruh daerah diIndonesia

-belum sesuainya pendidikan dengan karakter daearah-daerah dan karakter Indonesia
-moral para pendidik banyak yg rendah.
-SDM bidang pendidikan alias pengajar2 nya harus ditingkat kan kwalitasnya
- fasilitas timpang antara sekolah2 di kota dan di pelosok
- gaji guru yang kecil ( terutama untuk yang tugas di pelosok )
-tidak adanya pemerataan infrastruktur untuk semua daerah.
-begitu ada sekolah dengan mutu pendidikan yg bagus harganya selangit.. ndak terjangkau